Tanggal 15 Oktober 2014 lalu, menjadi hari berharga bagi organisasi KIREDA (Kelompok Ilmiah Arek Esemkada). Hari rabu itu, mereka kembali unjuk gigi dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Probolinggo. Dalam lomba tersebut, lagi-lagi SMKN 2 kembali mendominasi, karena hanya merekalah yang mempunyai jumlah finalis terbanyak, yaitu 7 siswa. Diikuti SMA Negeri 1 dengan 5 siswa, dan terakhir SMK Negeri 1 yang hanya lolos 1 siswa saja. Sebenarnya, SMK Negeri 3 juga turut menjadi finalis, sayangnya tidak datang dan dinyatakan gugur oleh panitia.

Oh ya teman, yang menjadi finalis di lomba tersebut yaitu Fitrah Izul Falaq (XI TKJ 2), Nanang Pujianto (XI TPm 3), Muhamad Arifin (XII OE), Marsha Gita (XII OE), M. Rizki Ramadhani (XI TITL 2), Inneke Agustin (XII TGB 2), dan satu-satunya siswi kelas X yaitu Andita Eka Wahyuni (X TKJ 1).

Acara dimulai dari pukul 10.00 hingga pukul 14.00 . Dengan percaya diri mereka presentasi dihadapan bapak dewan juri. Di tahun 2013 lalu, KIREDA ini telah mendapat juara 2 dan 3, jadi di tahun 2014 ini mereka hanya ingin mempertahankan prestasi sekaligus balas dendam kepada si juara 1 dari SMAN 1 yang telah mengalahkan mereka setahun silam.

Jalannya presentasi terbilang lancar tanpa ada gangguan yang begitu besar. Dari sekian penampilan presentasi ada 1 presentasi yang mengundang kontravensi dewan juri, yaitu presentasi Fitrah Izul Falaq. Dalam ajang itu dia mencoba untuk mempresentasikan hasil karyanya berupa Kamus Pendalungan bahasa Jawa dan Madura.

Dia mencoba untuk melestarikan bahasa pendalungan seiring dengan perkembangan teknologi. “Bapak saya madura, dan ibu saya orang jawa. Tapi saya hanya bisa berbahasa jawa, kalau diajak ngomong madura, saya haheho karena tidak tau maksudnya”. Ujarnya disela tanya jawab diikuti tawaan juri dan finalis lainnya. Dengan logat madura dan muka yang “teng me teng teng” akhirnya dia menarik 1 minat juri untuk menjadikan program tersebut sebagai skripsi mahasiswanya.

Saat itu, finalis SMA Negeri 1 yang turut melihat presentasi tersebut terlihat tersipu dan agak emosi. Bahkan saat finalis kita presentasi, ada sedikit celometan seolah-olah ingin menjatuhkan. Dan di akhir presentasi Fitrah tersebut, mereka telah pulang tanpa jejak.

Banyak sekali finalis yang mengangkat tentang bahasa, apalagi bahasa jawa dan madura. Hal itu mengingatkan kita tentang budaya berbahasa. “Kita tuh lahir di Jawa, disamping kita banyak orang Madura. Tapi herannya, meski demikian, kita itu Jawa gak Jawa, dan Madura gak Madura. Kita malah sok berbahasa inggris, tapi lupa bahasa daerah sendiri. Intinya, sebelum berbahasa asing, alangkah lebih baik jika berbahasa daerah terlebih dahulu. Pahami masing-masing aturannya, dan mulai praktekkan. Karena siswa yang baik bukan siswa yang paham benar bahasa orang lain, tetapi siswa yang baik mampu dan mencintai serta menguasai bahasa daerahnnya sendiri.”

Puncak acara itu yaitu pengumuman finalis. Dan akhirnya SMKN 2 Kota Probolinggo meraih juara 1 atas nama Fitrah Izul Falaq, Harapan 1 atas nama Inneke Agustin, dan Harapan 2 atas nama Muhammad Arifin. Pembagian piala diserahkan tanggal 28 Oktober 2014 saat upacara Peringatan Hari Pahlawan di alon alon kota Probolinggo. Juara tersebut bukanlah tujuan akhir, dan sekarang mereka sedang mengembangkan aplikasi Kamus Pendalungan tersebut, dan mulai kembali menciptakan aplikasi baru serta inovasi teknologi.

Jadi tunggu apalagi, saatnya giliran teman-teman semua untuk gabung dan ikut berkarya. Jangan ledakkan otak kalian untuk berpikir tentang politik terus. Tak perlu malu, jangan gengsi dianggap orang gila. Daripada maen-maen terus, mengeluarkan banyak uang, mending ikut KIREDA, sering dapat makan gratis, dan uang jajan tambahan. Salam menulis… KIREDA REK Respect Elegant Kreatif ! @Fhe_Izzoera

Karya tulis ilmiah telah menjadi jiwa dari KIREDA (Kelompok Ilmiah Arek Esemkada). Berbagai macam karya dan inovasi telah mereka ciptakan. Kali ini, mereka kembali mengharumkan nama SMKN 2 Kota Probolinggo melalui karya dari Fitrah Izul Falaq (XI TKJ 2), M. Rafi Buldan Azizi (XI TKJ 3), dan M. Rizki Ramadhani (XI TITL 2) dengan temuannya berupa powerbank tenaga bayu.

Tak hanya itu, organisasi KIREDA ini juga telah menciptakan beberapa macam biobaterai yang ramah lingkungan, salah satunya yaitu dari limbah abu ampas tebu. Inisiatif mereka akan limbah ini juga mampu menghasilkan beberapa uang sekaligus penghargaan.

Powerbank tenaga bayu dan biobaterai ampas tebu, 2 karya tersebut telah dilombakan dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Space Akira SMAN 1 Kota Probolinggo tingkat kota/kab Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, Bondowoso, dan Situbondo. Presentasi finalis dilakukan pada hari Minggu, 12 Oktober 2014 lalu. Disana mereka menemui banyak sekali karya-karya dari sekolah lain. Namun, mereka tetap PD tanpa memandang lemah karya sendiri. “Begitu banyak karya yang ditampilkan disana, semuanya bagus, tapi kalau dibandingkan sama karyanya anak STM Negeri tidak ada tandingannya. Karya kita tetap yang terbaik “ cerita Rafi sambil tertawa saat wawancara dengan tim redaksi.

Berdasarkan informasi dari panitia, seluruh peserta harus berada di lokasi presentasi sebelum pukul 06.30 sehingga mereka datang sangat pagi. Namun mereka sedikit kecewa, karena acara baru dimulai pukul 08.00 dan mereka harus menunggu sangat lama. Pertama, kegiatan diawali dengan pengambilan no urut dan dilanjutkan dengan sambutan. Setelah sambutan yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam, barulah presentasi dimulai.


Untuk presentasi pertama yaitu kelompok dari Andy Darmawan (X TKJ 1), Novan Pratama (X TKJ 2), dan Alvan Budi K. (XII) dengan karya berupa biobaterai ampas tebu yang ramah lingkungan. Presentasi mereka berjalan begitu lancar, dewan juri memberi tanggapan yang baik pada kelompok mereka.

Berbeda dengan kelompok sebelumnya, presentasi Dhani, Fitrah, dan Rafi mengalami kendala yang begitu beresiko. Powerbank Tenaga angin yang telah mereka buat tidak bisa mengisi ponsel. Mereka kebingungan dan mulai mencari alternatif penyelesaian. Akhirnya, dalam waktu kurang dari 5 menit mereka bisa mengatasi masalah dengan powerbank dan mulai tampil di depan untuk presentasi.


Permasalahan tidak hanya terjadi pada powerbank saja, masalah datang saat presentasi pula. Pihak panitia tidak menyediakan laptop lengkap sound system, padahal dalam presentasi mereka mumbutuhkan semua itu untuk menampilkan video yang telah mereka buat. “Saat itu kami gelisah, tak tau harus bagaimana lagi. Kita keluarkan semua yang terbaik untuk presentasi. Walau media tidak mendukung, kita harus tetap tegar dihadapan juri. Dan masalah-masalah tersebut bisa menjadi masukan bagi kami dilain lomba.” Ujar Dhani selaku ketua tim tersebut.

Untungnya, disaat sesi tanya jawab, mereka mendapat tanggapan yang baik dari dewan juri. Bahkan salah satu dewan juri tertarik untuk membeli powerbank tersebut. Selain itu, ada juga dewan juri yang memberi saran untuk mengembangkan karya tersebut, kalau perlu dikembangkan hingga dapat diproduksi secara masal.

Setelah semua finalis telah presentasi, final acara adalah pengumuman juara. Dari hasil pengumuman tersebut, SMKN 2 Kota Probolinggo mendapat 3 piala sekaligus, diantaraya Juara 1 sekaligus Best Presentation atas nama Andy Darmawan, Novan Pratama, dan Alvan Budi K. Dan juara 2 atas nama Fitrah Izul F., M. Rafi Buldan A., dan M. Rizki Ramadhani.


Prestasi tersebut menjadi prestasi awal KIREDA di tahun ajaran baru 2014 – 2015. Jadi tunggu apalagi rek, mari kita harumkan nama SMKN 2 Kota Probolinggo dengan menciptakan karya-karya inovatif. Amati lingkungan sekitar, nyatakan lewat tulisan, dan buktikan dengan karya. Salam KIREDA… @Fhe_Izzoera
Pada tanggal 16 November 2014 lalu, SMK Negeri 2 Kota Probolinggo melalui Kelompok Ilmiah Arek Esemkada (KIREDA) berhasil mengukir prestasi kembali. Kali ini, mereka berhasil mendapat juara 2 dalam ajang Lomba Kratifitas Daur Ulang (LKDU) Chemistery Carnival 2014 yang diselenggarakan oleh Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang. Karya yang mereka lombakan berjudul “Pengolahan limbah praktek siswa di SMKN 2 Kota Probolinggo menjadi powerbank bertenaga angin”, inovasi dari Fitrah Izul Falaq (XI TKJ 2), M. Rafi Buldan Azizi (XI TKJ 3), dan M. Rizki Ramadhani (XI TITL 2)
 
Perlombaan tersebut “benar-benar” tingkat Nasional, pasalnya banyak sekali pesaing dari daerah lain, bahkan ada beberapa finalis dari Mojokerto, Lumajang, Lamongan, Lampung (Sumatera), Bali, dan ada juga yang dari Maknowari (Papua). Berdasarkan laporan dari panitia, tercatat 106 peserta dan hanya diambil 15 tim LKDU.

Perlombaan LKDU tahun ini juga dimeriahkan oleh Open Expo yang mendatangkan banyak tamu dari luar. Dari 15 stand finalis LKDU, SMKN 2 Kota Probolinggo patut berbangga karena stand merekalah yang paling banyak dikunjungi. Antusias pengunjung sangat tampak dari pertanyaan dan cara mereka untuk menggali informasi. Bahkan ada beberapa pengunjung yang ingin membeli powerbank tenaga angin yang mereka ciptakan.


”Hal yang paling menarik dalam perlombaan ini adalah kita berlomba di gedung yang sangat besar seperti bioskop. Sound systemnya sangat menggelegar. Videonya banyak yang bagus, peserta lain juga keren-keren. Saya mohon maaf buat finalis lain yang telah saya bully sebelumnya, dan saya juga mengucap terima kasih atas Yogurt kulit durian yang telah diberikan kepada saya.” Ujar Dhani saat menyampaikan kesan di seluruh hadapan finalis. @Fhe Izzoera


 
Adiwiyata SMKN 2 Kota Probolinggo bersama KIREDA (Kelompok Ilmiah Arek Esemkada) pada tanggal 27 hingga 30 Oktober 2014 telah mengikuti lomba Penelitian Bioassessment Teknik Scoring, di Sungai Legundi, Keluruhan Poshangit Kidul, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo dalam rangka memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN). Tak hanya dari SMKN 2 saja, melainkan 15 sekolah lain juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini, mulai dari SMAN 1, SMAN 3, MAN 1, MAN 2, SMK 4, SMPK Materdei, SMP 1, dsb. Oh ya, kegiatan itu juga diliput oleh stasiun televise cukup bergengsi, yaitu Pro TV.

Awalnya, seluruh peserta diwajibkan untuk melakukan penelitian di Sungai Legundi terlebih dahulu (27/10), maksudnya adalah untuk mendapatkan biota-biota invertebrata berupa EPT dan NON EPT. Biota-biota tersebut merupakan hewan-hewan kecil yang tak kasat mata, namun sangat berpengaruh besar bagi kesehatan. Seluruh peserta diberi waktu sebanyak 60 menit untuk pengambilan sampel dan 30 menit untuk identifikasi. Bukannya sombong, tapi perwakilan dari SMKN 2 yaitu, Awang Eko (XI TPm 1), Fitrah Izul F (XI TKJ 2), Tri Aji Wulandari (XI TKJ 3), Sakina Dwi N. (XI TKJ 3) dan Yulfina Faradiba (XI TITL 2) mampu menyelesaikan itu hanya dalam 60 menit, masih sisa 30 menit dari waktu yang diberikan. Malah kalau melihat peserta lain, sebagian besar tampak kebingungan. Padahal waktu itu mereka mulai paling belakangan, karenakan alat yang mau digunakan ketinggalan semua.

Setelah data didapat, berikutnya yaitu proses pembuatan makalah untuk menentukan peserta yang layak menjadi 3 besar. Dengan wajah sedikit cemas, nyatanya kita, SMKN 2 Probolinggo lolos 3 besar, dengan lawannya SMA 3 dan MAN 2. Sedangkan untuk SMA 1, SMKN 4, dan MAN 1, dipaksa mengalah dengan kehebatan mereka.

Dalam presentasi yang dilaksanakan 30 Oktober 2014 itu, Kita mendapat banyak sekali teriakan dan tepuk tangan. Mereka sangat menonjol dari sekolah lain cuma gara-gara program yang telah dibuat, bahkan bapak BLH Kota Probolinggo mengatakan “Sangat senang mendengar kabar bahwa SMKN 2 Probolinggo membuat program tentang lingkungan. Terus dikembangkan, nanti kita juga akan pantau dan bantu, ya siapa tahu nanti kalau ada expo di Jakarta ataupun dimana saja, program tersebut bisa menjadi karya kebanggaan kota Probolinggo”.

Berdasarkan kesimpulan dari setiap peserta, nyatanya habitat di Sungai Legundi tergolong tidak sehat dengan kualitas air yang tercemar sedang. Semoga saja sungai disekitar kita tidak seperti ini, dan alangkah lebih baik pula jika kita membiasakan diri untuk tidak mencemari sungai. Kalau perlu kita juga bisa melakukan penelitian yang sama dengan lomba ini.

Diakhir acara, yaitu pengumuman pemenang. SMKN 2 Probolinggo berada di posisi 1, diikuti MAN 2, dan SMA 3. Dan untuk tingakat SMP, secara berurutan yaitu SMPK Materdei, SMP 3, dan SMP 1. Prestasi itu juga membawa nama baik SMKN 2 juga, karena Solihan (Wartawan Pro TV) sempat mewawancarai koordinator team dari perwakilan sekolah kita. Lumayan juga kan masuk TV walaupun lokal.
 

Sepulang dari perlombaan, saat yang paling ditunggu telah tiba. Bukan foto bareng sama piala, melainkan makan bersama. Bapak Misjoni waktu itu sangat peka sama kita, sebelum pulang beliau mengajak seluruh perwakilan untuk mampir ke Warung Bakso Stasiun, ya sekedar memandajakan lambung. Memang benar tidak terlalu mewah, namun yang namanya dapat gratisan, rasanya itu lebih elegant, bangga, dan ketagihan. Salam bumi, pasti lestari ! @Fhe_Izzoera

Rumput teki atau yang sering disebut rumput liar merupakan salah satu sumber daya alam yang belum termanfaatkan secara maksimal. Selama ini, rumput liar hanya dimanfaatkan sebagai ladang peningkatan skill bagi para pemain sepak bola karena tanaman yang satu ini tumbuh bebas diladang yang tidak ditempati, dalam artian tidak ada bangunan yang berdiri pada lahan tersebut (ladang bebas). Tidak hanya dilapangan sepak bola saja, sering kali tanaman ini tumbuh dipinggiran jalan. Tentu hal ini merupakan masalah yang tidak sepele, sering kali masyarakat terganggu akan tumbuhnya rumput liar ini.

Namun, hal ini nyatanya berbeda dengan apa yang dilakukan oleh seorang pelajar di SMK Negeri 2 Kota Probolinggo. Rumput liar ternyata bisa menghasilkan listrik. Benarkah demikian ?, Penelitian ini dilakukan oleh siswa yang bernama Fitrah Izul Falaq, Hakim Zakaria Akbar, dan Fatmaul Husna. Ketiga siswa tersebut berhasil menyulap rumput liar menjadi biobaterai yang ramah lingkungan. Mau tau cara membuatnya? This is, I will to show you....

Ternyata setelah di teliti lebih lanjut, membuat baterai berbahan dasar rumput liar sangat mudah. Adapun beberapa langkah yang dapat di ikuti :

  1. Mengumpulkan bahan dasar yang berupa rumput liar, dimana penulis mengambil sampel bahan di lapangan sepak bola SMK Negeri 2 Probolinggo.
  2. Mencuci rumput liar dengan menggunakan air hingga bersih.
  3. Mencacah sample berupa rumput liar menjadi bagian-bagian kecil sehingga memungkinkan untuk dicacah menggunakan blender.
  4. Memasukkan cacahan rumput liar dan air murni dengan komposisi yang telah ditentukan kedalam blender.
  5. Menyalakan blender kemudian cacahan rumput liar tersebut diblender hingga halus. Jika dalam satu kali blender masih belum halus, dapat diulangi hingga 2-3 kali.
  6. Setelah cacahan rumput liar halus, masukkan kedalam tiga gelas air mineral yang telah disiapkan hingga terisi setengah gelas.
  7. Masukkan plat tembaga dan plat seng kedalam gelas mineral berisi jus rumput liar, usahakan bagian ujungnya berada diluar agar dapat digunakan untuk mengukur tegangan dengan menggunakan volt meter.
  8. Ukur tegangan yang ada pada jus rumput liar dengan menempelkan kabel berwana merah pada plat tembaga dan kabel hitam pada plat seng.
  9. Melakukan pengamatan seperti diatas dengan komposisi perbandingan air, rumput liar, jenis elektroda (plat seng dan tembaga) dengan lebar yang berbeda, dan banyaknya anoda dan katoda yang digunakan.
  10. Mengamati tegangan yang dihasilkan dari setiap percobaan kemudian mencatat hasil peneletian tersebut.
  11. Setelah pengamatan selesai dilakukan, seluruh alat yang telah digunakan dibersihkan. Terutama pada plat yang difungsikan sebagai elektroda.
  12. Kembalikan alat yang digunakan dalam penelitian kembali ke tempat semula.

Hasil Pengukuran Daya Baterai Rumput Liar
Bagaimana, mudah kan? Baterai dari rumput liar ini adalah salah satu inovasi dari pelajar yang ada di kota Probolinggo. Wah pelajar kota Bayuangga hebat kan bisa buat baterai dari rumput liar? Bagaimana dengan pelajar yang lain? Tergugahkan anda? Lanjutkan. ^___^